·Mengetahui bahwa Fotosintesis menghasilkan
amilum
2.Dasar
Teori
·Menurut Julius Von Sachs, Fotosintesis
menghasilkan amilum saat daun yang sebagian dibungkus kertas timah dan ditetesi
dengan iodin bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat.
Sedangkan yang tidak tertutup menjadi biru kehitaman. Warna biru kehitaman
menandakan bahwa didaun tersebut mengandung amilum.
3.Alat
dan Bahan
ØAlat
·Gunting
·Pirex
·Batang pengaduk
·Gelas beker
·Pinset
·Kompor
ØBahan
·Daun pohon Glodogan, mangga, dolar,
pucuk merah
·Alkohol 70 %
·Air
·Yodium
·Kertas Alumunium Foil
·Double tipe
4.Langkah
Kerja
·Pilihlah salah satu daun dari jenis
pohon yang berbeda yang terkena sinar/cahaya matahari.
·Mulailah membungkus daun dengan
menggunakan kertas alumunium yang telah tersedia. (lalukan pembungkusan dipagi
hari).
·Bungkus daun tersebut dari pangkal daun
yang mendekati ranting sampai ujung daun tersebut.
·Tunggu perubahannya selama satu minggu
lamanya.
·Setelah 1 minggu , petik daun yang
dibungkus oleh kertas alumunium
·Rebus menggunakan air mendidih selama 2
menit untuk mematikan sel-selnya
·Ambil satu persatu daun menggunakan
pinset
·Buka kertas alumuniumnya dan letakan
daun di pirex
·Rendam semua daun dalam alkohol selama 5
menit
·Tiriskan daun di daram pirex
·Lalu tetesi semua daun dengan larutan
yodium dan tunggu selama 5 menit
·Amati perubahannya
5.Pertanyaan
a.Mengapa
daun harus dibungkus alumunium fiol?
b.Apakah
fungsi Alkohol
c.Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi fotosintesis?
d.Bagaimanakah
warna daun setelah ditetesi Iodin?
e.Tuliskan
reaksi fotosintesis!
f.Buatlah
kesimpulan hasil dari percobaan kelompok!
6.Hasil
a.Daun
harus dibungkus alumunium foil agar cahaya matahari tidak langsung menuju
permukaan daun.
b.Alkohol
berfungsi sebagai pelarut klorofil sehingga daun tersebut menjadi pucat.
c.Faktor
yang mempengaruhi fotosintesis yaitu Cahaya , Konsentrasi karbondioksida , Suhu
, Oksigen , Air , Kandungan klorofil.
d.Lihat
perubahan warna daun pada tabel pengamatan berikut:
Tabel
Pengamatan
No
Nama Tanaman
Perubahan Warna
Sebelum ditetesi yodium
Sesudah ditetesi yodium
1
Glodogan
Hijau
Kekuningan
Hijau
Kekuningan
2
Mangga
Hijau
Lumut
Muncul
Bintik-Bintik Hitam
3
Dolar
Hijau
Lumut
Muncul
Bintik-Bintik Biru Kehitaman
4
Pucuk
merah
Coklat
Muncul
Bintik-Bintik Hitam
Kesimpulan :Setelah melakukan
percobaan , daun yang mengalami fotosintesis akan mengalami perubahan warna
saat ditetesi yodium, sedangkan daun yang ditutupi oleh alumunium foil tidak
mengalami fotosintesis sehingga tidak mengalami perubahan warna yang
signifikan.
Dengan
mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan dan menyusun hasil laporan penelitian tentang wabah
TOMCAT.
Penulis
pula mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
menyelesaikan hasil laporan penelitian tentang wabah TOMCAT. ini, diantaranya :
1.Guru
pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia, Drs. Rukadi yang telah membantu
membimbing dan menjelaskan proses penyelesaian dan penyusunan laporan
penelitian.
2.Orang
tua, yang telah memberi bantuan moril dan materil dalam penyelesaian laporan
penelitian.
3.Berbagai
pihak – pihak yang telah memberi dukungan pada penulis.
Dengan
disusunnya laporan ini penulis berharap agar para pelajar bisa mewaspadai wabah
Tomcat yang sedang marak terjadi.
Mohon
keritikan dan saran pada pembaca dalam perbaikan laporan penelitian tentang
wabah tomcat ini. Karena kesempurnaan dan yang benar hanyalah milik Allah SWT.
DAFTAR
ISI
1.Kata
Pengantar.............................................................................. i
2.Daftar
Isi...................................................................................... ii
3.BAB
I Pendahuluan....................................................................... 1
·Latar Belakang Masalah........................................................... 1
Di dalam suatu lingkungan dibutuhkan
keseimbangan antara ekosistem bagi hewan , tumbuhan , dan manusia. Pembangunan
yang disertai dengan tetap menyediakan lahan kosong bagi kelangsungan ekosistem
hewan dan tumbuhan, misalnya sawah , kebun , hutan , dan lain sebagainya.
Namun sekarang ini pembangunan yang
dilakukan tidak disertai dengan penyediaan lahan kosong sehingga mengakibatkan
terganggunya atau ketidakseimbangan antara ekosistem hewan , tumbuhan , dan
manusia. Ekosistem yang paling terganggu adalah ekosistem hewan dan tumbuhan ,
salah satu akibatnya pada akhir –akhir ini banyak beredar wabah suatu hewan
sejenis serangga yang dinamai Tomcat, yang menyerang wilayah pemukiman
masyarakat di Indonesia.
B.Rumusan
Masalah
1.Mengapa disebut Tomcat?
2.Tomcat itu dari jenis apa?
3.Darimana asalnya Tomcat?
4.Mengapa Tomcat menyerang pemukiman penduduk?
5.Bagaimana cara terbaik membasmi Tomcat?
6.Jika ada wabah Tomcat bagaimana mengatasinya?
7.Ada cara agar serangan serangga ini tak meluas?
8.Bagaimana mengembalikan hewan ini ke habitatnya?
C.Tujuan
observasi
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah :
1.Ingin mengetahui sejauh mana
bahaya tomcat dimasyarakat.
2.Ingin
mengetahui dampak dari serangan tomcat.
3.Ingin
mengetahui upaya masyarakat dan pemerintah dalam mencegah penyebaran tomcat
yang lebih luas.
4.Ingin
mengetahui racun yang terkandung dalam tomcat
5.Ingin
mengetahui cara tomcat berkembang biak dan mempertahankan hidup
6.Ingin
mengetahui cara mengobati luka akibat gigitan tomcat.
D.Manfaat
1.Dapat mengetahui wabah Tomcat
sehingga dapat menghindarinya.
2.Dapat menghindari secara langsung
serangan Tomcat.
3.Dapat menambah wawasan dengan
mengetahui dampak yang diakibatkan dari serangan dan wabah oleh Tomcat.
4.Dapat membantu pencegahan dan
pemberantasan Tomcat dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
E.Metode
dan Teknis
Pada
penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode yaitu dengan
mengumpulkan data dari berbagai sumber.
BAB
II
ISI
Serangan serangga Tomcat
membuat gelisah warga. Awalnya, serangga mirip semut tapi berperut panjang
dengan kombinasi warna merah, hitam dan oranye ini menyerang daerah-daerah.
Sejumlah warga mendadak kulitnya gatal dan perih. Lalu melepuh. Ahli hama dari
Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Aunu Rauf, M.Sc pun ikut sibuk. Soalnya,
dia rajin ditanya media massa perihal serangan masif serangga ini. “Tomcat tak
mematikan, hanya cairan tubuhnya membuat kulit melepuh,” ujarnya. Lalu, mengapa
Tomcat menyerang pemukiman manusia? Aunu, ahli entomologi pertanian yang meraih
PhD di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat pada 1983, menjelaskan ihwal
serangga itu. Tomcat sebetulnya adalah sahabat para petani, karena dia predator
bagi hama wereng. Tomcat yang menyerang di daerah
adalah sejenis kumbang dengan nama ilmiah Paederus fuscipes, yang
termasuk Ordo Orthoptera dan Famili Staphylinidae. Dalam bahasa Inggrisnya
disebut “rove beetle” atau kumbang penjelajah atau pengelana, karena selalu
aktif berjalan-jalan. Masyarakat menyebutnya Tomcat, mungkin karena bentuknya
sepintas seperti pesawat tempur Tomcat F-14. Tubuh kumbang ini
ramping, dan pada saat berjalan bagian belakang tubuhnya melengkung ke atas. Kumbang
berukuran panjang 7-10 mm dan lebar 0.5-1.0 mm. Kepalanya berwarna hitam,
sayap berwarna biru kehitaman dan hanya menutupi bagian depan tubuh. Bagian
toraks dan abdomen berwarna orange atau merah. Warna orange atau merah
ini diduga sebagai sinyal bagi musuh-musuhnya (misalnya laba-laba) bahwa
kumbang ini beracun dan harus dihindari. Tomcat adalah jenis Kumbang
Paederus fuscipes berkembang biak di dalam tanah di tempat-tempat yang lembab,
seperti di galengan sawah, tepi sungai, daerah berawa dan hutan. Telurnya
diletakkan di dalam tanah, begitu pula larva dan pupanya hidup dalam
tanah. Setelah dewasa (menjadi kumbang) barulah serangga ini keluar
dari dalam tanah dan hidup pada tajuk tanaman . Siklus hidup kumbang dari sejak
telur diletakkan hingga menjadi kumbang dewasa sekitar 18 hari, dengan
perincian stadium telur 4 hari, larva 9 hari, dan pupa 5 hari. Kumbang
dapat hidup hingga 3 bulan. Seekor kumbang betina dapat meletakkan telur
sebanyak 100 butir telur. Kumbang tomcat yang menyerang
daerah-daerah di Indonesia itu merupakan binatang berasal dari Indonesia
sendiri, kemudian tersebar ke daerah Asia Tenggara, yakni Thailand, Malaysia,
China dan Jepang. Sempat dilaporkan karena menyerang siswa di sana. Sebenarnya binatang kumbang
Tomcat ini salah satu penghuni asli, atau tinggal di persawahan, namun pada
malam hari kumbang Paederus fuscipes iniaktif terbang dan tertarik pada cahaya
lampu. Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjelaskan terjadinya ledakan
(outbreak) kumbang Tomcat ini.Pertama, terjadi peningkatan populasi
kumbang Tomcat menjelang berakhirnya musim hujan (sebelumnya masih dalam stadia
larva dan pupa). Kedua, pada saat yang bersamaan tejadi kegiatan panen,
sehingga kumbang Tomcat pada berterbangan dan bergerak menuju ke tempat
datangnya sumber cahaya di pemukiman. Ketiga, pemukiman dibangun di wilayah
tempat perkembangbiakan kumbang Tomcat, misalnya di dekat persawahan atau di
pinggiran dekat hutan yang lembab atau tempat berawa. Pada kondisi ini
kumbang pada malam hari akan berdatangan ke perumahan karena tertarik cahaya
lampu. Sebenarnya kumbang ini tidak
berbahaya, karena tidak menggigit atau menyengat. Tapi kumbang Tomcat
kalau terganggu, atau secara tidak sengaja terpijit, akan mengeluarkan cairan
yang bila kena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti
terbakar (dermatitis). Oleh karena itu gejala ini populer disebut Paederus
dermatitis. Gejala ini muncul akibat cairan tubuh kumbang tadi mengandung zat
yang disebut pederin yang bersifat racun. Ada yang menyebutkan bahwa pederin
ini 15 kali lebih beracun daripada bisa kobra. Belakangan ini diketahui bahwa
produksi pederin dalam tubuh kumbang tergantung pada keberadaan bakteri
Pseudomonas sp. yang bersimbiosis dalam tubuh kumbang betina. Pederin
bersirkulasi dalam darah kumbang, sehingga dapat terbawa sampai ke keturunannya
(telur, larva, pupa, dan kumbang). Namun demikian, kumbang betina yang
mengandung bakteri akan menghasilkan pederin lebih banyak dibandingkan kumbang
yang dalam tubuhnya tidak ada bakteri simbion. Kumbang Paederus fuscipes
tergolong serangga predator yang makan pada serangga lain. Kumbang ini banyak
dijumpai di sawah, dan merupakan musuh alami dari hama-hama padi. Pada siang
hari kumbang Tomcat aktif berjalan cepat menyusuri rumpun padi untuk
mencari mangsanya yang berupa hama-hama padi, termasuk hama wereng
cokelat. Jadi sebetulnya kumbang tomcat ini atau Paederus fuscipes adalah
serangga yang bermanfaat bagi petani karena membantu mengendalikan hama-hama padi.
Kumbang tomcat juga bisa ditemukan di pertanaman kedelai, jagung, kapas, tebu
dan sejenisnya Ada sejumlah cara menghindari
atau menangani gangguan kumbang Tomcat ini. Pertama, karena kumbang ini
tertarik cahaya lampu, mematikan lampu atau meredupkan lampu akan mengurangi
berdatangannya kumbang ini ke rumah kita. Kedua, pintu dan jendela perlu
ditutup rapat-rapat agar kumbang Tomcat tidak masuk ke rumah. Ketiga, hindari
duduk atau ngobrol di bawah lampu yang di atasnya banyak didatangi kumbang Tomcat.
Keempat, kalau ada kumbang Tomcat menempel pada tubuh atau pada pakaian kita,
jangan sekali-kali memegangnya atau membunuhnya. Usir kumbang tadi secara
hati-hati dengan cara meniupnya atau mengusirnya dengan potongan kertas.
Kelima, kalau secara tidak sengaja kumbang ini terpijit dan cairannya menempel
pada kulit, segera bilas dengan air sabun beberapa kali. Begitu pula bila
cairan kumbang ini menempel pada baju atau seprei, agar segera dicuci. Keenam,
umumnya gejala muncul 24 jam setelah kulit terkena cairan tubuh kumbang. Bila
gejalanya parah segera pergi ke dokter untuk berobat. Hewan kumbang Tomcat ini
sangat mudah membasminya, biar tidak mewabah kepada masyarakat lain. Antara
lain, mematikan lampu pada siang hari, karena hewan Tomcat ini lebih suka pada
cahaya lampu. Selain itu, jendela agar ditutup rapat biar hewan Tomcat ini
tidak masuk ke rumah. Jika Tomcat menempel di tubuh, sebaiknya jangan di pukul.
Di tiup saja biar racun yang ada di tubuhnya itu tak masuk ke tubuh kita. Dan
jangan sekali-kali di garuk, tapi harus dibersihkan pakai sabun. Seperti yang
sudah di jelaskan, hewan Tomcat yang tinggal di persawahan tidak menggigit dan
menyengat. Tapi, kalau hewan ini merasa terganggu, maka dia akan mengeluarkan
cairan mengandung racun. Untuk mencegah meluasnya serangga ini ya dengan cara
jangan diganggu keberadaannnya. Apalagi, hewan ini sangat membantu petani.
Tomcat termasuk predator yang memakan hama wereng. Salah satu
langkah mengembalikan hewan ini ke habitatnya, dengan cara mematikan lampu pada
malam hari. Hewan ini sangat suka pada cahaya lampu. Dengan lampu dimatikan,
maka Tomcat akan kembali ke habitat. Meskipun kumbang ini berasal dari
Indonesia, namun wabah kumbang Tomcat seperti di Indonesia, pernah pula
dilaporkan terjadi di negara lain, seperti di Okinawa-Jepang (1966), Iran
(2001), Sri Lanka (2002), Pulau Pinang- Malaysia (2004 dan 2007), India Selatan
(2007), dan Iraq (2008).
BAB III
Kesimpulan
dan Saran
A.Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada bab II
dapat disimpulkan bahwa:
a.Sebagian
besar dari kita telah mengetahui tentang wabah Tomcat secara pasti
b.Masih ada sebagian dari kita yang belum
mengetahui secara pasti dampak wabah Tomcat , walaupun sebagian ada yang
mengetahui secara pasti.
c.Pemerintah
masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah wabah Tomcat,
sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah
ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
a.Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat
mengenai wabah Tomcat , pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila
terjangkit wabah Tomcat.
b.Pengawasan yang
lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan
petugas kesehatan pemerintah
ke daerah-daerah tertentu.
c.Masyarakat harus lebih jeli dalam menjaga lingkungan
rumah agar wabah tomcat tidak datang.
d.Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan
dan pencegahan wabah tomcat.